Rabu, 03 November 2010

Gunung Papandayan berstatus Waspada, 8 Lagi Menyusul


     Gunung berapi Papandayan di Kecamatan Cisurupan Garut, Jawa Barat mulai Selasa 02/11/2010 berubah statusnya menjadi waspada level dua. Karena itu obyek wisata kawah gunung yang biasanya ramai dikunjungi masyarakat, mulai Selasa ditutup. Penutupan dilakukan guna mencegah hal-hal berbahaya yang disebabkan oleh peningkatan aktifitas gunung itu.

Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di pos papandayan, Teguh Setiawan mengatakan, peningkatan status dari aktif normal menjadi waspada ini karena aktifitas kegempaan digunung tersebut masih terus terjadi diatas normal.” Terus keluarnya asap putih tebal dari sejumlah kawah dipuncak gunung Papandayan, cukup berbahaya didekati,”ujar Teguh.

Kondisi ini mendorong petugas gabungan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah 5 garut serta pihak Dinas Pariwisata Selasa kemarin melakukan penutupan tempat wisata kawah papandayan radius 1 kilo meter dari kawah gunung. Keputusan penutupan obyek wisata ini membuat kecewa banyak pengunjung yang saat itu sedang menikmati indahnya kawah Papandayan. Tapi apa boleh buat, dari pada terkena dampak awan panas sejumlah pengunjung memilih pulang.




Penutupan ini bersifat sementara hingga aktifitas Papandayan dinilai aman, dan obyek wisata kawah akan dibuka kembali.

Status waspada juga diterapkan untuk gunung semeru di lumajang Jawa Timur. Gunung tertinggi di pulau jawa itu terus terjadi gempa dan di puncaknya terjadi letusan tremor setiap hari. Menurut petugas pos pantau Semeru, aktivitas itu merupakan karakter dari gunung Semeru. Meski begitu warga tetap diminta waspada, terutama bila terjadi kepulan awan panas dan banjir lahar dingin yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu. 
Letusan Tremor Anak Krakatau
     
     Selain 2 gunung tadi, masih ada 8 lagi gunung berapi di Indonesia yang patut diwaspadai, salah satunya anak Krakatau. Sejak sepekan terakhir, Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda itu sudah ditetapkan statusnya menjadi waspada. 

Letusan tremor terus berlangsung ratusan kali secara bergantian setiap harinya. Terutama setelah terjadinya gempa 5,5 pada skala richter yang terjadi di lampung Rabu 03/11/2010, letusan makin sering terjadi. Tapi berita itu dibantah Anton S Tripambudi, Kepala Pos GAK Pasauran. Mnurutnya gempa di lampung tidak mempengaruhi aktivitas gunung Anak Krakatau.

Tapi anton tidak membantah bahwa sepekan setelah letusan merapi, aktifitas Anak Krakatau makin intensif. Dari data kegempaan, letusan dan hembusan yang tercatat di mesin seismograf di pos pasauran terjadi hingga ratusan kali, terutama letusan dan tremor terjadi secara bergantian. letusan tremor dan hembusan gunung Anak Krakatau rata-rata mengeluarkan asap hitam tebal berketinggian 100 hingga 1.700 meter. Hati bersih

Tidak ada komentar: