Kamis, 20 Januari 2011

Heboh Jenglot, Ternyata Makhluk Palsu

CIREBON- Sejak awal kami sudah sangsi, menurunkan berita seputar hebohnya jenglot yang ditemukan warga Pamijahan Cirebon. Misalnya, adanya aktifitas penarikan tiket masuk, lengkap dengan tiga orang penjaga yang sudah diberlakukan tanpa kompromi, sejak awal. Padahal biasanya, penemuan benda-benda aneh, entah itu penemuan pisang berkelamin ganda atau makhluk cebol yang doyan menghisap darah, penemunya hanya meletakkan kotak amal dengan tulisan “sumbangan suka-rela”.
Berbeda dengan heboh jenglot yang palsu ini. Seperti anda lihat pada foto sebelah kanan itu, pintu masuk dijaga tiga orang yang bertugas menarik uang dan tempat pamer jenglot pun seperti sengaja dipilih yang luas untuk menampung pengunjung lebih banyak. Kecuali itu, makhluk yang disebut jenglot, buncul atau apalah terserah anda memanggilnya, seperti sengja ditempatkan dalam aquarium besar. Tujuannya jelas, agar tidak seorangpun bisa menyentuh makluk yang terbuat dari tanah liat itu dan menurut perhitungan para penipunya – agar jejak tipu-tipunya tidak terbongkar. Tapi ya gitulah, sepeti kata pribahasa orang jawa, becik ketitik olo ketoro atau pribahasa sepandai-pandai tupai melompat—akhirnya jatuh juga. Sepinterpinter penipu berjamaah itu menyembunyikan jenglot palsu akhirnya kebongkar juga.

Selasa, 18 Januari 2011

Makhluk Aneh Ditemukan, Diyakini Sebagai Jenglot

CIREBON – Benda dalam akuarium tanpa air itu, apakah sejenis mahluk hidup atau benda mati? Yang pasti saat ditemukan warga Pemijahan, Cirebon, Jawa Barat di sungai cisoka Minggu lalu 16 Januari 2011, benda ini sudah mati seperti kayu. Dan penemunya Abdul jamil, tak bisa memberi keterangan, karena tuna rungu dan bisu.

Tapi yang aneh, meski seperti kayu, benda ini memiliki sosok. Punya kepala dengan rambut panjang terurai, dua buah mata, hidung mulut dengan taring menyeringai. Tubuh dari leher hingga ekornya, menyerupai buaya kecil dengan panjang sekitar 50 cm. Penemuan benda aneh ini segera saja menggemparkan warga Pamijahan dan mereka berduyun-duyun datang untuk melihat. Bahkan mereka tidak keberatan merogok koceknya agar bisa melihat  benda berwarna hitam ini.