Rabu, 11 Agustus 2010

13 000 tabung Elpiji rusak ditemukan di SPBE

Kediri, Jawa Timur
Maraknya kasus ledakan gas elpiji 3 kg yang merenggut korban tewas dan luka-luka terus terjadi. Karena itu petugas Diskoperindak dan Hiswanamigas giat melakukan sidak ke Stasiun Pengisinan dan Pengangkutan Bulk Elpiji atau SPBE. Di Kevamatan Ngebrak, kediri, Jawa Timur, hari Rabu petugas menemukan sedikitnya 13 ribu tabung elpiji ukuran 3 kiligram berstandar SNI yang rusak.

Dari hasil sidak itu membuktikan tingkat kerusakan tabung 3 KG jauh lebih besar
dibandingkan ukuran 12 kilogram. Bahkan dari sortiran petugas SPBE, tidak kurang 200 tabung berstandar SNI ini ditemukan rusak tiap harinya dari 20 ribu tabung
yang dikirim.

Menurut petugas tabung-tabung rusak itu merupakan hasil produksi pasokan lebih dari 20 pabrik dalam negeri, salah satunya PT Emi yang bermarkas di gresik
dan PT as di sidoarjo. Sebelum program konversi diberlakukan, SPBE di Ngebrak
menerima tabung dari lima pabrik di Jawa Timur dan Jakarta.

usia tabung elpiji 3 kilogram baru sekitar 2 tahun sejak konversi
diberlakukan. Tetapi sudah banyak yang ditemukan rusak. Bahkan
kini sulit membedakan antara tabung Elpiji bertanda sni dan bukan sni. “Karena dua-duanya ternyata tidak aman.”

Menurut Suyatno, manager SPBE Sinar Buana Kediri, kerusakan paling sering ditemukan adalah patahnya cincin kaki, cincin atas dan katup pengaman. Kondisi ini makin memprihatinkan mengingat seluruh produk tabung yang diterima memiliki stempel SNI. “Jadi kita sulit membedakan mana stempel sni yang asli dan yang bukan,” ujar Suyatno(R02)

Tidak ada komentar: