Rabu, 20 Juni 2012

Pembunuh Bayaran 500 Juta Ditangkap

Iwan Syaputera (22) dibayar 500 juta
PEKANBARU- Masih ingat pembunuhan sadis, terhadap pengusaha perkebunan di Pekanbaru Halomon Gurning Kamis 10 November 2011 ? Pembunuhan sadis di tengah keramaian pengunjung restoran Pondok Gurih jalan Sudirman, kini sudah berlalu 8 bulan dan kasus yang terbilang sulit ini berhasil diungkap kepolisian Pekanbaru. Selasa 19 Juni 2012 lalu, tersangka pelakunya berhasil ditangkap bernama Ridwan Saputra (22 th) Sementara seorang lagi yang bertindak sebagai eksekutor pembunuhan bernama Septriadi (26), tewas dalam kecelakaan di Jalan Teuku Umar, Pekanbaru, belum lama ini. Pria yang disapa Asep itu merupakan residivis kasus pembunuhan di Kota Dumai.

Perburuan terhadap tersangka, Asep dan Ridwan diakui Kapolresta Pekanbaru Kombes Adang Ginanjar, cukup melelahkan. Setidaknya selama penyidikan, tidak kurang 30 saksi telah diperiksa, namun tak satupun keterangan saksi bisa dipakai sebagai petunjuk melacak identitas pelaku.


Satu-satunya alat bukti yang cukup meyakinkan sebagai petunjuk hanyalah rekaman CCTV restoran Pondok Gurih. “Itupun harus diolah lagi. Karena di rekaman itu, terlihat pelaku menutupi wajahnya dengan helm,” ujar Adang Ginanjar dalam preskonfren selasa di Polresta Pekanbaru.

Dibayar 500 juta

Ridwan Saputra (22), ditangkap di Jalan Nangka, Pekanbaru. Dalam pemeriksaan sementara, Ridwan Syaputera mengakui hanya sebagai joki dan eksekutornya adalah Septiadi.  “Asep adalah eksekutor yang membunuh Gurning menggunakan parang. Dia dibayar Rp500 juta untuk membunuh korban. Sementara Ridwan merupakan joki pembawa motor yang membonceng Asep. Dia diabayar Rp50 juta,” kata Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Adang Ginanjar, Selasa (19/6/2012). Tergiur bayaran yang besar, Asep lalu mengajak Ridwan melacak keberadaan Halomon. Ia sudah merencanakan dengan rapi pembunuhan terhadap pengusaha perkebunan itu, bahkan dia hapal dengan kebiasaan korban yang suka makan-makan di Pondok Gurih.

Kamis malam 10 November 2011, Asep bersama Ridwan mengendarai sepeda motor, membuntuti mobil korban yang sedang meluncur ke Pondok Gurih. Dalam rekaman CCTV, jelas terlihat motor Asep melintas, disusul munculnya korban di pintu masuk restoran. Beberapa detik kemudian Asep  yang mengenakan helm berlari di belakang, Halomon. Dan crassshh – tiba-tiba parang yang dihunusnya ditebaskan dengan kuat kea rah leher Halomon sebanyak empat kali. Sesaat, korban terhuyung ke belakang dan darah menyembur dari leher sebelah kiri. Halomon roboh, tidak sempat berteriak. Seperti ayam disembelih, Halomon menggelepar, lalu diam dan tewas kehabisan darah. Sementara Asep cs kabur, menghilang ditengah kegelapan malam.

Motor tersangka melintas
Sejauh ini belum diketahui motif sebenarnya pembunuhan terhadap Halomon. Karena otak pelaku yang membayar Iwan belum tertangkap dan polisi tampaknya belum mau menyebut pemakai jasa dua pembunuh bayaran itu..”Identitas mereka sudah kami miliki, tinggal tunggu waktu,”tegas kapolresta Pekanbaru Kombes Adang Ginanjar dan melihat tingginya bayaran terhadap Iwan, kuat dugaan pembunuhan ini bermotif persaingan bisnis.



Tidak ada komentar: