Selasa, 03 Januari 2012

Arca Megalitik, Coba dicuri

Arca Megalitik dicuri
POSO - Arca megalitik yang terletak di daerah pedalaman di wilayah kecamatan Lore Tengah Kabupaten Poso propinsi Sulawesi Tengah, belum lama ini akan dicuri dan dibawa keluar dari wilayah Poso.

Polisi yang melakukan penyelidikan, menemukan arca peninggalan zaman batu itu, sudah bergeser 17 meter dari tempatnya dan berpindah ke pinggir sungai. Arca megalitik ini, punya bobot sekitar satu ton dan tidak akan bergeser dari tempatnya meski digotong lebih dari 10  orang. Polisi menduga benda bersejarah ini, akan dipindahkan ke tempat lain dengan menggunakan perahu. “Dan jumlah pencurianya, bisa dipastikan lebih dari 5 orang,” ujar AKBP Pulung Rochmadianto, Kapolres Poso.


Upaya pencurian terhadap arca megalitik ini berhasil dicegah setelah petugas penjaga situs dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Poso menyadari arca tersebut tidak berada ditempatnya. Dengan bantuan dua puluh orang, arca ini diangkat dengan pengungkit, namun tidak berhasil dipindahkan karena beratnya arca.

Kasus pencurian situs peninggalan zaman prasejarah dikabupaten poso kerap terjadi. Ini terjadi karena jumlahnya cukup banyak dan letaknya terpencar-pencar di beberapa pegunungan di Poso.

Menurut catatan, Kabupaten Poso memiliki 82 situs megalith yang tersebar di 6 wilayah kecamatan. Berisikan berbagai bentuk arca baik berupa manusia, tempat pengorbanan, bak mandi maupun peti mati. Dengan  ukuran rata rata 1,5 sampai 2,5 meter

Diperkirakan arca megalith ini berusia 3.000 tahun sebelum masehi dan yang termuda berusia sekitar 1.300 tahun. Minimnya pengamanan dan pemeliharaan serta perhatian oleh pemerintah menyebabkan sejumlah bukti peninggalan pra sejarah suku asli poso ini banyak dicuri orang. Dalam rentang waktu 1982 hingga 2006 banyak arca hilang dicuri, diantaranya arca poeria dicuri pada tahun 1982. Arca lamba dan watu maroko dicuri pada tahun 1984. Arca megalith watunongko dicuri tahun 1994. kemudian arca tamagolopi dicuri tahun 1996 dan arca kalapu pada tahun 2006.

Penelitian peninggalan arkeologi di Sulawesi Tengah telah dilakukan oleh para peneliti bangsa Eropa sejak akhir abad 19, yang dimulai oleh Adriani dan A.C. Kruyt dalam tulisannya “ Van Poso naar Parigi een Lindoe” pada tahun 1898. Kemudian pada tahun 1938 Kruyt menerbitkan tulisannya “De West Toradjas in Midden Celebes”, dan dalam tulisan tersebut Kruyt menyebutkan beberapa tinggalan arkelogis di Kulawi seperti kalamba di Gimpu, batu dulang di Mapahi, dan peti kubur kayu di Danau Lindu. Walter Kaudern, seorang peneliti berkebangsaan Swedia pada tahun 1938 menebitkan tulisannya “Megalithic Finds in Central Celebes” dan sebuah tulisan tentang etnografi “Structure and Settlements in Central Celebes”.

TEMPAYAN KUBUR Terbuat dari tanah liat yang dibakar (gerabah) dan ditemukan dengan cara penggalian (eskavasi) arkeologi pada tahun 1998 di Situs Vatunongko. Oleh Puslit Arkenas diklaim sebagai TEMPAYAN KUBUR TERBESAR YANG DITEMUKAN DI INDONESIA. Pada Masa Megalitik digunakan sebagai wadah penguburan kedua. Termasuk jenis koleksi arkeologika dan ditata pada Ruang Pameran Tetap II.

Penelitian potensi arkeologi oleh peneliti Indonesia pertama kali dilakukan pada tahun 1976 oleh Tim Proyek Penelitian dan Peninggalan Purbakala Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Tim dipimpin oleh seorang arkeolog Haris Sukendar dan dalam penelitiannya sempat melakukan ekskavasi awal pada situs Suso di Padang Tumpuara Lembah Bada Kabupaten Poso.

ARKEOLOGI PRASEJARAH
Zaman prasejarah adalah suatu periode kebudayaan manusia yang masih terbatas dan sederhana. Pada masa ini pendukungnya belum mengenal tulisan dengan pola hidup sederhana, berpindah-pindah, berburu dan meramu. Perkembangan selanjutnya manusia mulai hidup menetap, bercocok tanam sampai tingkat mengenal penggunaan logam.
Zaman Paleolitikum, Mesolitikum, Neolitikum, Megalitikum dan Perundagian merupakan periodesasi zaman prasejarah yang dikenal di Indonesia.
Peninggalan zaman prasejarah di Sulawesi Tengah dari Masa Paleolitikum dan Masa Mesolitikum hingga saat ini belum ditemukan. Tetapi peninggalan tertua berasal dari Masa Neolitikum berupa penemuan kapak batu di Kabupaten Donggala dan Kabupaten Poso pada tahun 1976. Sedangkan peninggalan Masa Megalitikum dan Masa Perundagian berupa temuan-temuan menhir, arca menhir, kalamba, tempayan kubur dan benda-benda yang terbuat dari logam seperti kapak perunggu yang tinggalannya tersebar di wilayah Sulawesi Tengah.

1.Peninggalan Masa Mesolitikum, seperti Fosil Gajah Purba/Stegodon di wilayah Napu Kecamatan Lore, Kabupaten Poso.

2.Peninggalan Masa Neolitikum, seperti Tradisi Pembuatan Kain Kulit Kayu (Peralatan dan Berbagai Bentuk
Kain Kulit Kayu) dan tradisi Pembuatan Gerabah.
3.Peninggalan Masa Megalitikum, seperti Patung/Batu Arca, Kalamba, Gerabah Kubur dan Gelang Batu.
4.Peninggalan Masa Perundagian, seperti Tau-tau,Taiganja dan Sagala.

Tidak ada komentar: