Rabu, 09 November 2011

Komodo dan Ular Mati, Diduga ada Kesengajaan

Komodo koleksi KBS sebulan 2 ekor Mati
SURABAYA - Kebun Binatang Surabaya  kembali kehilangan satwanya. Kali ini reptil raksasa komodo mati secara misterius. Ini hanya berjarak sebulan lalu, reptile yang sama juga mati dan selang beberapa jam, satu lagi reptil ular python koleksi kebun binatang Surabaya juga meninggal dunia.

Sungguh disayangkan satwa komodo yang kini sedang bertarung untuk masuk kedalam new seven wonder atau tujuh dari salah satu keajabian dunia, tidak terurus dan mati sia-sia.

Matinya satwa langka secara berturut-turut ini juga mengundang keprihatinan banyak pihak termasuk Walikota Surabaya Tri Risma. Awalnya kematian satwa langkah dan di lindungi itu sempat di tutup- tutupi oleh managemen dan tim pengelola sementara kebun bintang surabaya  bahkan wartawan sempat dilarang meliput. Tri Risma sendiri geram dengan matinya satwa langka secara berturut-turut itu. “ Jika kondisi seperti ini tidak segera diatasi, saya akan ambil alih kepemimpinan kebun binatang ini,” kata Walikota Surabaya dengan nada tinggi.

Ular Pyton koleksi KBS juga mati
Sikap yang sama juga ditunjukkan Kapolres Surabaya Kombes Pol Coki Manurung. Ia meyayangkan sikap managemen KBS yang tidak transparan karena tidak pernah melaporkan, ada satwanya yang mati atau hilang.”Harusnya mereka sigap dong melaporkan ke polisi. Supaya kami cepat bertindak dan melakukan penyelidikan,”kata Manurung.

Sikap tidak transparan, pihak KBS ini mengundang kecurigaan beberapa kalangan, jangan-jangan kematian satwa yang berturut-turut itu ada unsur kesengajaan.

Sinsky Suwajdi pengamat satwa, menduga kematian satwa secara beruntun ini ada indikasi kesengajaan terkait konflik kepengurusan di dalam managemen KBS sendiri. Bisa saja satwa-satwa itu diracun. Seperti  matinya komodo yang sudah terjadi dua kali dalam satu bulan ini. Pada dasarnya satwa komodo adalah satwa yang sulit untuk di racun karena di dalam tubuhnya terdapat anti bodi yang menangkal racun. “Untuk itu pemeriksaan komodo yang mati harus menyangkut tiga aspek. Pemeriksaan air liurnya. Cairan di dalam lambungnya dan air kencingnya 

Namun dugaan kesengajaan itu dibantah Humas KBS Warsito, sebab hasil pemeriksaan laboratorium, satwa yang mati belum pernah ditemukan unsur racun.”Tidak benar, kemastian satwa itu diracun, karena adanya konflik kepengurusan di dalam managemen KBS, tegas Warsito membantah spekulasi itu.

Tapi lepas dari soal itu, matinya satwa indukan komodo yang baru berumur 2o tahun dan sedang bertelur ini sangat di sayangkan. Jika hal ini tidak segara di atasi bukan tidak mungkin populasi komodo yang ada di KBS akan terus berkurang.

Tidak ada komentar: