Kamis, 16 September 2010

Presiden Ahmadinejad: Umat Islam Tidak Memusuhi Amerika, Yahudi dan Kristen

Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan wartawan NBC News, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan, tidak ada permusuhan antara umat Islam dengan Amerika, meski saat ini eskalasi ketegangan di negara pamansam meningkat, seiring dengan pembangunan masjid yang kontroversial dekat ground zero di New York dan rencana pendeta sebuah gereja di Florida Terry John yang akan membakar al Quran.

Yang ditentang oleh Umat Islam di negara-negara Islam adalah tindakan bodoh itu, kata Mahmoud kepada wartawan NBC Andrea Mitchell. “Umat Islam tidak bermusuhan dengan masyarakat Amerika, masyarakat Yahudi, dan Kristen.” Protes dan kecaman yang dilakukan umat Islam seluruh dunia terhadap Amerika Serikat, berkaitan dengan rencana sebuah gereja kecil di Florida yang akan membakar al Quran pada hari peringatan 11 September menandai serangan teroris terhadap menara World Trade Center di New York.


Walaupun gereja itu akhirnya mengundurkan rencananya, tapi ada beberapa kopian alquran dibakar dan dipublikasikan lewat internet di dunia Muslim. Kontroversi atas pembakaran Quran meningkat di tengah rencana pembangunan sebuah pusat budaya Islam dan mesjid dekat lokasi World Trade Center, sebuah rencana yang memicu meningkatnya protes dan anti Islam di seluruh Amerika Serikat.

Dalam wawancara dengan Mitchell di Iran, Ahmadinejad, hari Rabu juga mengecam apa yang dia sebut sebagai "minoritas" di Amerika Serikat yang berusaha mempromosikan permusuhan terhadap bangsa-bangsa lain. "Kepentingan mereka hanyalah menciptakan perang dan konflik," katanya. "Quran adalah sebuah buku surgawi, kalam ilahi dan suatu tindakan buruk, berencana membakar kitab suci .. Ini adalah penghinaan dan jutaan orang di dunia percaya akan hal itu."

Ahmadinejad juga berbicara secara terbuka terhadap kebijakan AS terhadap Iran yang dinilai berat sebelah atau standar ganda sejak revolusi Iran tahun 1979 yang menggulingkan monarki di negara ini. Sejak itu, kedua negara tidak memiliki hubungan resmi, kesenjangan melebar terutama setelah dihembuskan akan kekhawatiran orang tentang program nuklir Iran dan catatan hak asasi manusianya. Dan Ahmadinejad menuduh ada gerakan "Zionis" yang mencegah presiden Obama memperbaiki hubungan dengan Iran. "Kami pikir mungkin Presiden Obama ingin melakukan sesuatu untuk memperbaiki hubungan dengan Iran, tapi ada tekanan - tekanan kelompok-kelompok di Amerika Serikat sendiri yang tidak memungkinkan dia melakukannya," katanya.

Ahmadinejad juga menegaskan bahwa dia tidak akan menyerah pada tekanan Amerika Serikat pada program nuklirnya, karena tujuannya adalah program nuklir damai, dan karena itu pula Iran mendapat beberapa sanksi dari Dewan Keamanan PBB. "Bangsa kami tidak membutuhkan apapun dari Amerika Serikat," katanya. Ia mengejek gagasan bahwa akibat tekanan Amerika dan sanksi dari dewan keamanan PBB, bangsa Iran menjadi menderita, karena perdagangan dan keuangan dibatasi. "Bahkan seandainya pemerintah Amerika memberi tekanan dan Dewan Keamanan PBB seratus kali meningkatkan sanksinya. Kalau perlu bangsa Eropa sekalian saja bergabung dengan Amerikan memberikan hukuman lebih berat, kami tak akan mundur meneruskan program Nucler damai kami, karena rakyat Iran masih bisa bertahan sampai kapanpun dengan memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri."

Pada pertemuan pekan depan dengan Majelis Umum PBB, Ahmadinejad mengatakan ia akan mengulangi sikap Iran bahwa program nuklir Iran hanya untuk tujuan damai. "Kami tidak mengembangkan bom nuklir," katanya. Sumber dari NBC News