Selasa, 23 November 2010

Kampung mbah Marijan hancur, Bagai Gurun Pasir

dusun mbah Marijan jadi abu
     Sudah hamper sebulan, gunung Merapi menebar bencana. Beberapa wilayah yang masih belum aman dan terlarang untuk dimasuki, kondisinya porak poranda, seperti dusun Kinahrejo, tempat dimana juru kunci gunung merapi mbah Marijan tinggal kini rata dengan tanah. Yang terlihat, sejauh mata memandang, dusun yang letaknya lebih kurang 4 kilometer dari puncak merapi ini –hanya ada pasir dan pasir.


Dulu dusun ini, hijau dengan rimbunnya pepohonan, kini pemandangannya kusam dan mirip lautan abu vulkanik. Rumah mbah Marijan saja, sudah tidak terlihat – hanya puing-puing yang mulai terkubur oleh tebalnya abu muntahan Merapi. Kompleks pemakaman keluarga yang berada di samping rumah mbah Marijan  juga hanya terlihat batu nisan yang berserakan.
sejauh mata memandang hanya pasir

Hal yang sama juga terlihat di dusun Pangukrejo. Meski jarak desa ini 7 kilometer dari puncak Merapai atau lebih jauh 3 kilomater dibanding kampungnya mbah Marijan, namun seluruh bangunannya hancur dan nyaris  rata dengan tanah. Meski demikian tidak satupun warga di tempat ini yang menjadi korban karena semuanya mengungsi saat  merapi di naiikan statusnya menjadi awas.

Untuk sampai ke dusun kinahrejo, membutuhkan perjuangan ekstra keras, selain harus melewati sejumlah pos keamanan, jalan menuju dusun tersebut cukup berliku dan licin karena  banyaknya tumpukan material vulkanik.  
Puing rumah mbah Marijan
Dahsyatnya letusan Merapi 5 November lalu, hanya menyisakan keruskan lingkungan yang parah, terutama di desa umbulharjo cangkringan sleman yang gundul dan meranggas. Uapaya penghijauan oleh pemerintah tampaknya harus segera dilakukan, terutama setelah kondisi Merapi sudah mulai normal.
Meski lokasi perkampungan desa umbulharjo cangkringan sleman masih berbahaya, karena masih panas. Namun sejumlah warga nekad kembali ke rumahnya untuk mengais-ngais barang berharga yang masih bisa diselamatkan.

Tidak ada komentar: