Kamis, 25 November 2010

Letusan Bromo Kemungkinan Tidak Besar

Abu vulkaniknya seting 300 meter

KOMPAS.com — Kendati status awas Gunung Bromo dipertahankan dan aktivitas vulkanis masih terjadi, kemungkinan terhadap letusan besar belum terlihat. Diperkirakan, letusan Gunung Bromo tidak berbeda dengan letusan-letusan sebelumnya.

"Untuk interpretasi letusan besar, harus ada tanda gempa vulkanik dalam seperti di (Gunung) Merapi. Di sini, tidak terjadi gempa vulkanik dalam, jadi kemungkinan letusannya seperti yang lalu," tutur Kepala Bidang Pengamatan Gempa Bumi dan Gerakan Tanah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Gde Suantika, Kamis (25/11/2010), dari Pos Pengamatan Gunung Bromo di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.

Sepanjang Rabu (24/11/2010), tercatat 34 gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo maksimal 5-30 mm dan tremor menerus beramplitudo maksimal 3-5 mm. Pada Kamis mulai pukul 00.00-06.00 terjadi 11 kali gempa vulkanik dangkal beramplitudo maksimal 5-26 mm dan tremor menerus beramplitudo 3-5 mm.

Selanjutnya, sepanjang 23-25 November, tambah Gde yang juga Ketua Tim Tanggap Darurat Gunung Bromo, pengukuran deformasi Gunung Bromo menunjukkan ada penggembungan 10 mikro-radian.

Adapun kolom asap secara visual putih tebal dan mengepul sedang dengan ketinggian 150-200 meter dari bibir kawah. Sepanjang 1990 sampai saat ini, letusan Gunung Bromo terjadi pada 1994, 2000, dan 2004.

Tidak ada komentar: