Situs Penatih ditemukan |
Saat menggali, cangkul I Putu terantuk batu cadas besar. Dipikirnya hanya batu biasa, ia pindah ke lokasi lain di lahannya. Namun menemukan hal sama. Sampai dikedalaman enam sampai tujuh meter, batu cadas besar masih menghalangi penggalian, bahkan di kedalaman itu, batu cadasnya lebih besar yakni berdiameter 40 cm dengan panjang satu setengah meter. I Putu mulai menghentikan penggalian, karena khawatir di lahannya ini ada bangunan kuno.
Panjang Candi 57 meter |
Menurut Kepala Balai Arkeologi Denpasar Bali, NTT dan NTB, Made Geria, hilangnya atap candi dan dindingnya, diduga akibat dijarah oleh masyarakat. “Pada jaman sebelum kemerdekaan dahulu, di lokasi situs ini pernah terjadi pengambilan besar-besaran. Batu cadas, “terang Made Geria.
Batu balok berdiameter 40 x 1,5 neter |
Menurut Wayan Suantika selaku Ketua Tim Peneliti Situs Penatih dari Badan Arkeologi Denpasar, lokasi penemuan batu padas candi ini berada di sisi utara pasraman dengan luas areal mencapat 57 meter. Dan melihat jenis batuan dan diameter batu padas, serta tipe bangunan, tim arkeologi memperkirakan bangunan candi ini diduga berasal dari abad 14 masehi, jaman dinasti Warmadewa atau yang dalam sejarah biasa disebut situs penatih. Bangunan ini tertimbun abu vulkanik dari letusan gunung agung.
Suantika mengaku, selain penemuan batu padas, tim arkeolog juga menemukan struktur batu di lokasi penggalian di sisi selatan pasraman. Keberadaan struktur batu pada candi adalah bagian dari kolam. Sementara batu padas berbentuk balok adalah peninggalan dari lantai candi.
Hingga kini proses penggalian masih terus dilakukan tim, karena penemuan situs purbakal ini disebut sebut sebagai temuan candi terbesar di wilayah Bali dan sekitarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar