Ardian Syaf sedang bekerja |
Dari dusun Ngitik itulah, lahirnya tokoh superhero semacam Superman, Batman, Robin, CatWoman, Flash Gordon dan lain-lain. Penciptanya adalah seorang pria berusia 32 tahun bernama Ardian Syaf.
Batman karya Ardian Syaf |
Di Amerika ada dua perusahaan komik terbesar, yakni Marvel yang biasa menggarap cerita bergambar, seperti Spiderman, resident evil dll. Sementara, DC Comic menggarap cerita bergambar dari tokoh seperti Superman, Batman, CatWoman dan Flash Gordon. Dan pembuat karakter berikut lukisaanya adalah Ardian Syaf. Ia hanya bekerja di rumah, sambil momong anak, dan secara berkala ia menerima email dari penerbit, mengenai narasi komik yang memuat jalan cerita, diskripsi tokoh dan adegan yang menjadi
acuan Ardian membuat pencil komik.
Batgirl,s alah satu karyanya yg lain |
Dalam kontrak eksklufif terakhir, Ardian sedang merampungkan episode superhero Batgirl. Dalam sebulan, Ardian harus menuntaskan satu buku komik kisah superhero yang isinya 20 hingga 30 lembar lukisan. Setidaknya, dalam satu hari, ardian bisa menyelesaikan satu lembar gambar pensil dan hasilnya langsung dijadikan file untuk dikirimkan ke penerbit.
Upah yang diperoleh Ardian cukup lumayan. Dari tiap lembar pencil yang dikerjakannya di rumah, Ardian bisa memperoleh honor 300 dolar. Jika dalam sebulan bisa menggarap 20 lembar lukisan, Ardian bisa menerima honor 6000 US Dollar atau sekitar 60 juta rupiah. fantastis – 2 juta lagi hampir menyamai gaji pokok Anggota DPR yang gemar ngorok saat sidang itu.
Dresden File Komik Ardian, terlari ke 4 |
Namun perjalanan Ardian untuk menjadi bagian dari penerbit terkenal di amerika tidaklah mudah. Ia harus melalui jalan berliku. Berulangkali pria beranak satu ini mengajukan cerita komiknya kepada penerbit lokal namun selalu
ditolak dan dibuang ke bak sampah. Akhirnya dia mangadu peruntungan dengan menawarkan cerita komiknya ke Amerika – ya itu tadi ke perusahaan komik DC Comic.Ratusan kali dia mencoba, namun selalu kandas di tengah jalan, komiknya ditolah bahkan ia sempat putus asa dan ingin banting stir, bekerja sebagai pedagang di Surabaya.
Sebelum urat putus asanya putus, untuk yang terakhir Ardian kembali menawarkan sebuah cerita komik berjudul Dresden File ke penerbit Amerika. Dresden File itu bercerita tentang tingkah pola penyihir modern. Bersyukurnya, komik itu ternyata diterima dan diterbitkan di Amerika, bahkan menjadi komik terlaris nomor empat di Amerika tahun 2007 saat komik itu pertama kali diterbitkan.
Tidak sia-sia, semua ada hikmahnya. Hoby menggambar yang ditekuni Ardian sejak usia empat tahun membawa berkah yang tak terhingga bagi hidupnya. Ardian akhirnya meraih mimpinya, yakni menjadi comic artis dan tidak hanya sekedar menjadi seniman pelukis komik, tapi Ardian juga kaya raya. Kegigihan Ardian Syaf yang tak pernah menyerah mewujudkan mimpinya, patut menjadi inspirasi bagi kaum muda Indonesia.
1 komentar:
keren keren keren
Posting Komentar